Setiap perkanalan itu memang gak ada waktunya, gak disangka-sangka ketika kita kenalan, mungkin kita sedang diperkenalkan takdir dengan seseorang yang kedepannya akan sangat berharga buat kehidupan kita, hehe.
Yang namanya sahabat (real best friend whom you can deal with ya) akan sangat kerasa nyata kehadirannya terlebih kalo kita lagi ada masalah, bukan berarti deket kalo butuh, tp emang hakikatnya begitu, haha. Dan sebaliknya, sahabat yang baik itu selalu ada kalo kita lagi merasa tidak eksis di dunia. ngerti? haha whatever that means , i'm just telling why we keep whining, it's just because there're friends to share with.
Yak omong-omong tentang sahabat, salah satu orang yang menurut saya saat ini menjadi sahabat terbaik (ehem GR ntar ya) adalah Sigit Wijayanto. Tiga tahun SMA bareng, tapi kita baru deket sebulan sebelum lulus. Kalau mau nyesel, ya gue selalu berpikir, kenapa telat banget sih kita deket, ya tapi lebih baik begitu dari pada tidak sama sekali.
Awalnya itu deket gara-gara gue tiba-tiba menceritakan masalah yang cukup krusial lewat msn, tapi saran yang gue dapet dair dia itu cukup menohok, sampai menusuk jantung kalbu, ya mulai saat itu gue kagum sama dia, terus detik2 mau acara wisuda sekolah, dia minta diajarin main piano lagu-lagunya Michael Buble. Salah satunya "You and I (we can conquer the world) dan sampai sekarang belum terwujud juga kita main lagu itu bareng-bareng ya ndut? keburu ke Jerman orangnya, menuntut ilmu pake jauh-jauh sih lo, UI aja tinggal ngesot, ZZZ.
Sampai sekarang setiap gue ada masalah gue selalu cerita ke dia, and i wonder how he able to boost my mood up when everythings feel like going to lift my mood down. Padahal hidupnya dia lebih berat dibandingkan gue di sini.
Di sana dengan tanpa siapa-siapa disuruh menghadapi hidup yang cukup berat dengan efek kaget yang cukup besar, tapi buktinya sampe sekarang dia bisa bertahan dengan tidak cengeng, haha padahal mah manja banget loh orangnya, ini fotonya, foto terakhir kita jalan bareng di Jakarta
Harusnya ada guenya nih di foto tapi tau deh kemana guenya.
Ohiya detik keberangkatan dia ke Jerman, hal yang sangat gue sesalkan adalah gue tidak bisa mengantar, waktu itu saya sedang sakit, bukan hanya sakit raga, tapi juga sakit hati, haha lebayyyy, ya tapi Sigit kembali mengerti alasan yang cukup membuat saya down waktu itu, dan seperti siklus, nasihatnya selalu membangkitkan saya ketika butuh sesuatu yang bukan zat atau material, hehe.
Ohiya ada lagi satu lagi, Giany Amorita
*yang sebelah kanan, hehe. Kisahnya hampir sama kayak Sigit, baru deket mau lulus, tapi apapun awalnya, yang penting kita bersahabat. Distance doesnt mater at all. Jakarta-Jogja-Wismar, hehe. I Love you both Gigi, Sigit
Yang namanya sahabat (real best friend whom you can deal with ya) akan sangat kerasa nyata kehadirannya terlebih kalo kita lagi ada masalah, bukan berarti deket kalo butuh, tp emang hakikatnya begitu, haha. Dan sebaliknya, sahabat yang baik itu selalu ada kalo kita lagi merasa tidak eksis di dunia. ngerti? haha whatever that means , i'm just telling why we keep whining, it's just because there're friends to share with.
Yak omong-omong tentang sahabat, salah satu orang yang menurut saya saat ini menjadi sahabat terbaik (ehem GR ntar ya) adalah Sigit Wijayanto. Tiga tahun SMA bareng, tapi kita baru deket sebulan sebelum lulus. Kalau mau nyesel, ya gue selalu berpikir, kenapa telat banget sih kita deket, ya tapi lebih baik begitu dari pada tidak sama sekali.
Awalnya itu deket gara-gara gue tiba-tiba menceritakan masalah yang cukup krusial lewat msn, tapi saran yang gue dapet dair dia itu cukup menohok, sampai menusuk jantung kalbu, ya mulai saat itu gue kagum sama dia, terus detik2 mau acara wisuda sekolah, dia minta diajarin main piano lagu-lagunya Michael Buble. Salah satunya "You and I (we can conquer the world) dan sampai sekarang belum terwujud juga kita main lagu itu bareng-bareng ya ndut? keburu ke Jerman orangnya, menuntut ilmu pake jauh-jauh sih lo, UI aja tinggal ngesot, ZZZ.
Sampai sekarang setiap gue ada masalah gue selalu cerita ke dia, and i wonder how he able to boost my mood up when everythings feel like going to lift my mood down. Padahal hidupnya dia lebih berat dibandingkan gue di sini.
Di sana dengan tanpa siapa-siapa disuruh menghadapi hidup yang cukup berat dengan efek kaget yang cukup besar, tapi buktinya sampe sekarang dia bisa bertahan dengan tidak cengeng, haha padahal mah manja banget loh orangnya, ini fotonya, foto terakhir kita jalan bareng di Jakarta
Harusnya ada guenya nih di foto tapi tau deh kemana guenya.
Ohiya detik keberangkatan dia ke Jerman, hal yang sangat gue sesalkan adalah gue tidak bisa mengantar, waktu itu saya sedang sakit, bukan hanya sakit raga, tapi juga sakit hati, haha lebayyyy, ya tapi Sigit kembali mengerti alasan yang cukup membuat saya down waktu itu, dan seperti siklus, nasihatnya selalu membangkitkan saya ketika butuh sesuatu yang bukan zat atau material, hehe.
Ohiya ada lagi satu lagi, Giany Amorita
*yang sebelah kanan, hehe. Kisahnya hampir sama kayak Sigit, baru deket mau lulus, tapi apapun awalnya, yang penting kita bersahabat. Distance doesnt mater at all. Jakarta-Jogja-Wismar, hehe. I Love you both Gigi, Sigit