Kalau pikiran saya ini bisa dibelah, pasti pecahannya lebih banyak dari butiran sel darah merah.
Kalau nanti pecahannya jatuh berhamburan, bahayanya akan lebih mengancam dari pecahan beling yang bisa membuat darah terbebas.
Tidak berlebihan sama sekali, karena pikiranku berkesinambungan dengan perasaan. Berarti, perasaanku cukup (bisa dibilang) sensasional?
Bisa jadi. Karena perasaan adalah cengkraman dari pergumulan paling berbahaya dalam hidup, dan karenanya pula, logika hanya memakan gaji buta. Menurutku.