07/02/10

Dust in the Past

Ketika semuanya sedih, ketika semuanya letih, ketika semuanya merintih karena jatuh pelan tapi terasa begitu pedih, hanya karena debam berbunyi risih yang hasilnya membuat langkah tertatih.

Bukan bunyinya atau lukanya, tapi mungkin prosesnya yang mebuat kita terkejut bahwa kronologi sesederhana itu bisa membuka luka yang mungkin sudah bernanah.
Semua yang tumpah hanya air mata, sedikit ada peluh, sesekali mengeluh, tapi intinya ingin merangkuh.
Merangkuh kembali sesuatu yang hilang kemarin. Yang pergi tanpa mohon izin dan tidak ada kehendak dari kita bisa melepas dengan ikhlas.
Tapi ini hidup, teman. Mereka itu datang, lalu mereka pergi.

Itu sudah pasti....

Seperti hujan dengan airnya dari laut yang menguap, lalu meronta dari pelukan sang awan, tumpah ke bumi, kadang deras, banjir ,lalu surut, disertai gemuruh halilintar yang berteriak mungkin marah, lalu kembali mengalir ke sungai, bermuara lagi di laut, dan kembali menguap meminta kembali dipeluk awan.

Semua bisa meninggalkan luka, atau malah di balik luka ada torehan senyum karena kita sadar sudah terbangun dari buaian angan-angan kotor.

Jangan sedih, apalagi menangis untuk sesuatu yang berputar seperti siklus. Akan terjadi terus sampai kita merasa jalan kita mulus. Cobalah bertahan seperti pohon kaktus. Berani berdiri sendiri di tengah padang tandus. Karena aku, kamu, mereka pasti sedang jadi objek sang karma yang sedang melahap rakus.
Besok, air matamu akan keluar lagi, jadi simpan saja untuk jangka waktu panjang yang akan datang.

Sekarang, kita ada, bersama, untuk melihat lagi apa yang ada esok saat kita sudah tumbuh besar mungkin juga dewasa. Karena hidup ini bukan untuk menyesali kisah klasik yang sebenarnya sudah usang ditutup debu.

Satu kali terjatuh itu biasa, namun dua kali terjerembab hanya bikin malu. Minta aku untuk merangkulmu jika takut. Genggam jemariku bila ragu. Suatu saat kita akan berterimakasih pada luka. Karenanyalah kita bisa beristirahat sebelum kita bersahabat dengan sekarat.



to my beloved friends with all their strength and togetherness

Tidak ada komentar:

Posting Komentar