Saya pikir ini biasa saja.
Sampai pada akhirnya semua presepsi saya mencair jatuh, dan mulai mencari muara yang harusnya tepat.
Dan yang paling tepat menurutnya adalah hati.
Hati yang letaknya memang selalu di bawah otak.
Bukan tanpa sebab Sang Khalik merancang posisi kedudukan mereka, seperti bentuk perlindungan epidermis kepada dermis. Agar sang hati tidak lagi mudah tergolek miris.
Maka saya, manusia, harus melindungi sang hati dengan tameng otak.
Tapi sayangnya, saya adalah insan yang perlahan terlalu mengagumi anda.
Saya sudah berpisah dengan kata rasio, semenjak saya mengetahui bahwa kita adalah kesatuan yang selalu berwujud dua.
Saya masih takut sakit, memang.
Namun kali ini, saya akan membiarkan bias presepsi itu mengalir deras terus mencari muaranya di organ bernama hati, karena yang saya tau ialah, mengagumi kamu dan kita adalah sesuatu yang tidak terbatas......
Sampai pada akhirnya semua presepsi saya mencair jatuh, dan mulai mencari muara yang harusnya tepat.
Dan yang paling tepat menurutnya adalah hati.
Hati yang letaknya memang selalu di bawah otak.
Bukan tanpa sebab Sang Khalik merancang posisi kedudukan mereka, seperti bentuk perlindungan epidermis kepada dermis. Agar sang hati tidak lagi mudah tergolek miris.
Maka saya, manusia, harus melindungi sang hati dengan tameng otak.
Tapi sayangnya, saya adalah insan yang perlahan terlalu mengagumi anda.
Saya sudah berpisah dengan kata rasio, semenjak saya mengetahui bahwa kita adalah kesatuan yang selalu berwujud dua.
Saya masih takut sakit, memang.
Namun kali ini, saya akan membiarkan bias presepsi itu mengalir deras terus mencari muaranya di organ bernama hati, karena yang saya tau ialah, mengagumi kamu dan kita adalah sesuatu yang tidak terbatas......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar