27/08/09

terlepas dari apa kita menyebut_Nya, Tuhan itu tetap satu

oke, walaupun belom nonton, tapi gue sedikit tergelitik untuk mengomentari eksistensi film cin(T)a (tergelitik?????) .

Awalnya, gue dikasih liat sama salah satu temen gue (sebut aja deh nama aslinya Rembulan Randu Dahlia), yang pada saat itu, punya pacar beda keyakinan sama dia, suatu hari, si cowoknya ini memberikan link yang dimana berisikan cuplikan film cin(T)a itu sendiri, kalo gak salah itu dulu dibilang karya anak ITB, dan si cowoknya Randu juga bilang itu karya seniornya di ITB iya gak sih? ya simpang siur sih ingetan gue, karena kejadiannya sekitar Maret 2009 dan ingatan saya tidak cukup baik untuk mengingat detailnya.

Nah yaudah setelah gue melihat trailernya, gue menyadari bahwa masalah seperti itu sangat sering dan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, sederhana, tapi belum tentu bisa dipecahkan dengan sederhana.
baiklah, gue bukan orang yang melek agama, religius, dll, tapi, kalo kenyataannya Tuhan itu satu,dua pertanyaan yang selalu saya pikirkan adalah:
1. Kenapa Tuhan menciptakan manusia dengan bermaca-macam perbedaan?
2. Kenapa Tuhan mempertemukan kita kepada yang berbeda kalo kenyataannya yang berbeda gak bisa bersatu?

Tuhan mempertemukan kita dengan mereka yang kita sebut "cinta" pasti bukan tanpa maksud apa-apa yakan, menurut gue, Dia pengen kalo kita semua ciptaan-Nya sadar kalau kita sama di mata Dia, terlepas cara kita yang beda-beda memanggil Dia siapa, dan bagaimana kita menyembah Dia. Gak ada agama yang paling bener, semua sama, tergantung cara kita berkomitmen sama Dia.

Saya pernah mendapat nasihat dari salah satu teman saya, yang isinya kira-kira begini "Mee, hidup itu kayak kotak-kotak, tapi yang bisa nembus kotak itu ya cuma cinta." Nah, apakah agama menjadi salah satu sarana pengkotak-kotakan hidup manusia?

Banyak temen-temen gue , bahkan gue sendiri (gak nanya juga sih ya? haha)yang akhirnya mengesampingkan cinta karena keadaan. Mungkin ada kemungkinan keadaan sekitar yang tidak mendukung (keluarga,dll), tapi ada juga yang karena kesadaran sendiri dan bukti kesetiaan terhadap Tuhan yang mereka sebut. Oke dari kasus tersebut, gue pribadi bisa menyimpulkan mereka lebih sayang sama Tuhan mereka daripada apa yang ada di atas muka bumi, salut. Bukan berarti ini wujud fanatisme, tapi ini seperti komitmen, yakan?

Sumpahhhh gue pengen banget nonton ini film, tapi belum sempet2 ya gimana dong ya? tapi melihat trailernya aja udah cukup menyentuh dan membuat gue "melek" cinta yang gak harus dipaksain, dan salah satu quotenya tokoh Cina dlm film cin(T)a adalah "Makanya Tuhan nyiptain Cinta supaya yang beda- beda bisa menyatu". Yes, hidup adalah kotak-kotak dan yang bisa menembus itu adalah cinta, gak harus dipaksakan, tapi cinta bisa membuat sadar kalau gak ada gunanya membeda-bedakan orang karena siapapun kita, dari golongan minoritas maupun mayoritas, kalau kita berhadapan dengan cinta, gak ada lagi yang perlu dipertanyakan, aassstagaaa sotoy bener gue.


p.s ; oke, postingan saya ini tidak bermaksud apa-apa, untuk kepentingan yang bagaimana, atau menyidir siapa-siapa, kecuali pihak yang namanya sedikit disebut, hehe.
**
hidup itu kayak kotak-kotak, tapi yang bisa nembus kotak itu ya cuma cinta.
-Rizky Prasetiya U-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar